Langsung ke konten utama

Laporan Praktikum Anatomi Invertebrata Triploblastik



LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA TRIPLOBLASTIK



Untuk Memenuhi Tugas  Mata Kuliah
Anatomi Hewan

logo unesa.png



Nama Anggota :

1.      Hastuti Tri Ratna Ningrum             (16030204010)
2.      Puput Tri Utami                               (16030204033)
3.      Kusnul Kotimah                               (16030204059)



PENDIDIKAN BIOLOGI UNGGULAN 2016
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2017
A.      Judul Praktikum                    : Anatomi Hewan Triploblastik
B.      Tanggal Praktikum                : 17 Februari 2017
C.      Tujuan Praktikum                 : - Mendeskripsikan bagian-bagian tubuh
    hewan Oligochaeta, Gasthropoda, dan
    Insecta.
-  Mendeskripsikan perkembangan anatomi dan morfologi dari Annelida sampai Insecta
D.     Dasar Teori                           :
Invertebrata adalah hewan yang jenisnya tidak memiliki tulang punggung antar ruas-ruas tulang belakang yang berlainan dengan hewan vertebrata yang memiliki tulang belakang. Dalam  pemmbagiannya,  hewan   invertebrata    dibagi   menjadi beberapa    golongan  atau phylum Protozoa, Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes, Nemathelmintes, Annelida, Molusca, Arthropoda, dan Echinordemata.
Penggolongan hewan – hewan terutama didasarkan pada kesamaan-kesamaan struktur dan fisiologinya. Dalam hubungan ini, ada 4 kriteria yaitu pola simetri tubuh dan bentuk tubuh, perbedaan perkembangan embrio , dan aspek tertentu yang diianggap penting sebagai tannda pembeda. Kingdom  animallia  dibagi menjadi dua sub kingdom, yaitu (1) Parazoa, yaitu hewan yang belum  mempunyai  jaringan dan (2) Eumetazoa, yaitu hewan – hewan yang sudah  mempunyai jaringan.
Filum hewan yang tingkat embrio gennya tiga lapis yaitu lapisan ekstoderma, mesoderma, dan endoderma meliputi hewan – hewan yang termasuk kedalam filum Platyhelmintes atau cacing pipih. Hewan demikian dapat kita sebut dengan nama hewan triploblastik. Oleh  karena  cacing pipih ini tidak memiliki rongga tubuh, maka  disebut dengan  hewan  aselomata       (Kimball 1999: 105).
 Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahap – tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diploblastik. Untuk hewan yang memilki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triploblastik. Struktur tubuh, dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, makin tinggi tingkatannya semakin komplek struktur dan system tubuhnya (Pechenik 2000: 152).
Pada hewan invertebrate, filum yang tergolong dala triploblastik yaitu Annelida, Molusca, dan Arthropoda. Klasifikasi Filum Annelida terdiri cdari tiga kelas yaitu :
1.      Polychaeta
Cacing ini bertubuh memanjang, agak pipih dosinventral, bersegmen, dan panjang tubuh dapat mencapai 30 cm. di sisii latelar segmen pada tubuhh cacing ini terdapat rambut-rambut atau yang biasanya disebut seta yang mengelompok membentuk porapodia. Porapodia ini digunakan untuk menggali pasir atau celah-celah batuan. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut-esofagus-usu dan anus. Pernafasannya berlangsung secara difusi melalui seluruh permukaan kulit. Sistem sirkulasi terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral yang dihubungkan oleh kanal-kanal dalam setiap segmen. Sistem ekskresinya dengan sepanjang nefridium pada setiap segmen, kcuali segmen pertama dan terakhir. Contoh : Nereis sp.
2.      Oligochaeta
Cacing dalam kelas ini tubuhnya gilig, bersegmen, panjang tubuh antara 10 sampai 25 cm. Tampat Oligochaeta di darat atau di air tawar. Cacing ini tidak memiliki parapodia, berbeda dari kelas Polychaeta. Mulutnya terdapat di ujung anterior, anus di ujung posterior. Ciri kelas oligochaeta adalah memiliki rambut yang tipis di sekujur tubuhnya karena oligochaeta berasal dari kata oligos yang berarti sedikit dan chaeta yang berarti rambut. Hewan pada kelas ini belum memiliki mata dan alat peraba tetapi telah memiliki sistem dalam tubuhnya, diantaranya adalah sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem pernapasan dan sistem reproduksi.
Pernafasan Oligochaeta dilakukan dengan seluruh permukaan tubuh. Sedangkan makanan diperoleh melalui sisa-sisa hewan, tumbuhan, dan makanan. Kelas ini memiliki saluran pencernaan terdiri dari mulut, faring, esofagus, tembolok, empela, usus halus dan anus. Sedangkan pada kelas ini terdapat penebalan yang disebut klitelum yang berfungsi sebagai perkembangbiakan seksual cacing. Fertilisasi pada kelas ini berlangsung secara internal sehingga telur yang telah dibuahi akan disimpan pada kokon yang terdapat pada tubuh hewan betina. Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah Lumbricus terestis (cacing tanah) dan Monogaster hautenii (cacing raksasa Sumatera).
3.      Hirudinae
Cacing anggota kelas ini biasanya sebagai parasit atau bahkan predator. Tubuhnya pipih dorsiventral, terdiri atas 33 segmen, mempunyai alat isap anterior dan posterior. Jenis kelamin Herudinae adalah tidak memiliki seta dan parapodia, tetapi hermaprodit, kopulasi secara resiprok seperti pada cacing tanah. Fertilisasinya internal dan zigot berkembang dalam kokon. Mulut terdiri atas tiga buah rahang dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Pada tubuh cacing ini menghasilkan zat anti koagulan, darah yang diisap dapat mencapai tiga kali berat tubuhnya, dan baru habis dicerna selama tiga bulan. Saluran pencernaannya terdiri dari mulut (alat isap)-lambung, usus, rectum, anus. Respirasinya secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Sistem sarafnya tangga tali, ganglion ventral lebh jelas, ganglion serebral lebih kecil. Alat ekskresinya berupa nefridia, terdapat pada segmen ke-7 sampai segmen ke-23. Contoh : Hirudo medicinalis (lintah).
Bekicot termasuk dalam filum mollusca dan kelas gastropoda. Banyak anggota kelas ini yang merupakan herbivora dengan habitat laur, air tawar atau daratan lembab. Tubuh anggota kelas gastropoda terbagi menjadi kepala, leher, kaki dan alat-alat dalam. Pada kepala terdapat sepasang tentakel pendek yang berfungsi sebagai indera pembau dan sepasang tentakel panjang dengan bintik mata pada ujungnya sebagai indera pengelihatan. Pada bagian bawah kepala terdapat kelenjar mukosa yang menghasilkan lendir untuk membasahi kaki agar mudah bergerak. Bentuk kaki anggota kelas ini pipih, lebar dan selalu basah agar mempermudah pergerakan. Kaki gastropoda tersusun dari otot yang kuat dan dapat bergelombang. Kelas gastropoda telah memiliki sistem lebih lengkap daripada anelida, diantaranya sistem respirasi, sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem saraf dan sistem reproduksi. Respirasi gastropoda dengan habitat di air bernapas dengan insang, sedangkan respirasi hewan dengan habitat di darat adalah rongga mantel yang berfungsi sebagai paru-paru dan dapat membentuk cangkang. Alat pencernaannya meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, dan anus. Saluran pencernaan berupa huruf U. Makanan yang masuk kedalam mulut akan dipotong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula. Untuk mempermudah pengunyahan makanan akan dibasahi lendir dari kelenjar tubuh. Kemudian, makanan ditelan ke kerongkongan setelah itu menuju tembolok, lambung dan akan dibuang lewat anus. Sedangkan darah dipompa oleh jantung dengan sistem peredaran darah terbuka. Darah terdiri dari plasma dan sel darah yang tak berwarna. Tugas darah adalah mengedarkan oksigen dan mengangkut sisa pembakaran. Organ ekskresi berupa ginjal. Saraf berupa susunan ganglion yang bercabang ke seluruh tubuh. Anggota kelas gastropoda ada yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh (monoesis) adapula yang hanya memiliki satu alat kelamin (diesis). Sperma dan ovum dihasilkan oleh ovotestis. Gastropoda tidak dapat melakukan perkawinan sendiri. Ovotestis menghasilkan sperma yag disalurkan dan dismpan di vas deferense. Sel telur yang dihasilkan dibawa lewat saluran hemafroditus untuk mendapat albumin dan diteruskan ke uterus dan oviduk. Sperma akan masuk ke vagina hewan lain dengan perantara penis yang dapat terjulur dari lubang genital sehingga pembuahan dapat terjadi di oviduk.
Belalang masuk kedalam filum arthropoda dan kelas insecta. Ciri dari kelas ini adalah
1.      Tubuh yang beruas-ruas
2.      Bagian tubuh terdiri dari kepala, dada dan perut
3.      Sepasang mata majemuk
4.      Tiga pasang alat mulut terdiri dari rahang muka, rahang tengah, rahang belakang
5.      Memiliki 3 pasanga kaki
6.      Memiliki dua pasang sayap
Belalang memiliki beberapa sistem yang lebih kompleks, diantaranya sistem pernapasan, sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem ekskresi dan sistem reproduksi. Pernapasan belalang dilakukan menggunakan trakea berspirakel namun saat masih berupa larva belalang bernapas menggunakan insang trakea pada bagian perutnya. Belalang telah memiliki organ pencernaan berupa mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus. Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar. Ekskresi dilakukan melalui pembuluh malphigi. Sistem peredaran darah belalang terbuka dengan darah yang berwarna kuning, hijau atau jernih, tidak memiliki pembuluh balik(vena) dan tidak mengandung hemoglobin sehingga hanya berfungsi mengangkut sari makanan saja.  Sistem saraf belalang disebut tangga tali. Belalang telah memiliki beberapa alat penerima rangsang berupa mata majemuk, antena, alat pembuat suara dan alat dengar. Alat pembuat suara pada belalang adalah sayap. Reproduksi belalang berlangsung secara generatif dan fertilisasi secara internal.

E.      Metode Percobaan
1.      Alat dan Bahan
-       Cacing tanah (Oligochaeta)
-       Bekicot (Gasthropoda)
-       Belalang (Insecta)
-       Silet / pisau bedah
-       Jarum
-       Papan seksio
-       Penggaris
2.      Langkah Kerja
(a) Anelida
(1) Memilih cacing yang bertubuh besar dan utuh agar mudah untuk diamati
(2) Menghitung segmen cacing tanah
(3) Mengamati letak klitelium
(4) Mengamati letak kelamin jantan dan betina
(5) Membius cacing menggunakan formalin
(6) Membedah cacing bagian ventral dari bagian kepala sampai ekor
(7) Mengamati anatomi bagian dalam cacing
(8) Menuliskan hasil pengamatan
(b) Gastropoda
(1) Mengamati bagian-bagian luar siput
(2) Membuka cangkang siput secara hati-hati hingga terlepas semua cangkangnya
(3) Mengamati anatomi bagian dalam siput
(4) Menuliskan hasil pengamatan
(c)  Insekta
(1) Memilih belalang yang besar agar mudah untuk diamati
(2) Mengamati morfologi belalang
(3) Menggambar dan menuliskan hasil pengamatan

F.      Hasil Praktikum
1.      Cacing Tanah
Kingdom               : Animalia
Filum                   : Annelida
Kelas                     : Oligochaeta



a)     Morfologi Cacing tanah
Panjang cacing tanah            : 10 cm
Jumlah segmen          : 126
Kelamin jantan terdapat pada segmen ke 21
Klitelium terdapat  pada segmen ke 11 sampai 13
image(3).jpg


Anus
 
 



 


Mulut cacing                   segmen
(tipe epilobus)
20170213_082628.jpg



Klitelium
 
 




Alat kelamin betina
 
20170213_082553.jpg




Alat kelamin jantan
 
 








b)    Anatomi Cacing tanah






epidermis
 

 
20170213_093438.jpg







Gizzard
 


Crop
 









vesikula seminalis
 
 





2.      Bekicot
Kingdom               : Animalia
Filum                    : Molusca
Kelas                     : Gastropoda
a)    
posterior
 
cangkang
 
Bintik mata
 
Morfologi Bekicot
111.JPG





tentakel (radar)
 
 
b)    image(2).jpgAnatomi Bekicot





Paru-paru
 


mulut
 

 




Usus
 
 












Ginjal
 



mantel
 




Ovotestis
 


kaki
 

Epididimis
 







3.      Belalang
a)     Morfologi Belalang





sayap
 


antena
 

image_8.jpg





thorax
 

kepala
 









labrum
 

spurakel
 













tibia
 


coxa
 




tarsus
 


abdomen
 



femur
 


 









G.      Analisis dan Pembahasan
Cacing tanah yang digunakan dalam praktikum merupakan kelompok animalia dalam filum Annelida kelas Oligochaeta. Dinamakan Oligochaeta karena cacing ini memiliki seta tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Cacing tanah ini memiliki bagian tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Sebagian besar Annelida memiliki dua kelamin yaitu jantan dan betina sekaligus dalam satu tubuh sehingga  perkawinannya disebut perkawinan silang dan bersifat hermafrodit. Panjang cacing ini yaitu 10 cm dengan jumlah segmennya sebanyak 126 segmen. Pada segmen ke  11 sampai segmen ke 13 terdapat klitelium, bagian yang biasanya berwarna beda pada cacing. Sedangkan alat kelamin jantannya berada pada segmen ke 21. Sedangkan kelamin betina tidak  terlihat karena cacing yang kami gunakan terlalu kecil. Cacing tanah ini memiliki mulut dengan tipe epilobus, memiliki sistem pencernaan mulai dari mulut Cacing tanah bergerak dengan cara kontraksi otot-ototnya dan dibantu dengan lendir. Makanannya terutama sisa-sisa zat organik dari dalam tanah.  Bentuk tubuh cacing ini meruakan simetri bilateral, memiliki seta, memiliki coelom, memiliiki rongga sejati dan bersegmen. Organ pencernaannya yaitu dimulai dari Mulut, faring, kerongkongan, usus, dan anus.sistem peredaran darahnya yaitu tertutup. Berbedadengan sistem peredaran darah Gasthropoda dan Insecta.cacing tanah bernnafas menggunakan kulit dan bersekresi dengan Nepridia. Nepridia ini ada disetiap bagian segmen cacing. Sehingga setiap segmen langsung bisa bersekresi tanpa menunggu melewati anus terlebih dahulu. Sistem saraf pada cacing yaitu dengan memiliki ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali. Sistem reproduksinya bersifat hermaprodit. Artinya tedapat dua jenis alat kelamin dalam satu tubuh.
Specimen kedua yang kami amati yaitu Bekicot. Bekicot merupakan animalia dalam kelas gastrhopoda. Hewan kelas ini memilliki bentuk Asimetri, memiliki lapisan mantel sehingga dapat membuat cangkang. Pada awalnya hewan ini hanya di amati mofologinya saja sehingga dapat diketahui bahwa hewan ini memiliki cangkang, Bekicot menggunakan perutnya untuk bergerak. Sebagian dari badannya digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan kaki. Pada bekicot sewaktu bergerak pada ujung depan kaki terdapat suatu kelenjar yang mengeluarkan lendir untuk memudahkan pergerakannya. Anus terletak disebelah sisi kanan kepala, sebagai tempat pengeluaran sisa makanan. Biasanya anus terbuka pada rongga tersebut. Sedang lubang genital terdapat di dekat kepala. Bekicot memiliki dua macam tentakel berupa sepasang tentakel panjang dengan mata untuk menerima rangsang gelap – terang dan sepasang tentakel pendek sebagai alat peraba dan alat pembau (Campbell 2000: 235). .
Setelah diamati morfologinya kami menghancurkan cangkang bekicot dengan hati-hati dan akhirnya terlihat bagian-bagian dalam cangkangnya. Organ pencernaannya dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Sistem peredaran darahnya yaitu terbuka. Hewan ini bernafas dengan paru-paru dan alat sekresinya berupa ginjal. Berbeda dengan Oligochaeta, sistem saraf gasthropoda yaitu 3 ganglion utama : ganglion cerebral. ganglion visceral, dan ganglion pedal. Hewan ini juga bersifat hermaprodit dengan prgan reproduksinya yaitu ovotestis.
Selanjutnya kami mengamati hewan ketiga yaitu Belalang. Bellang merupakan animalia dari filum Arthropoda kelas Insecta. Belalang memiliki tubh yang beruas-ruas, dan bentuknya simetri bilateral. Organ pencernaan nya sudah sempurna yaitu dimulai mulut, kerongkongan, usu, lambung, rectum, dan anus. Sistem peredaran darahnya sama dengan sistem peredaran darah gasthropoda yaitu sistem peredaran darah terbuka. Belalang bernafas menggunakan trakea dan berekskresi dengan pembuluh Malpighi. Sistem sarafnya yaitu dengan ganglion, yang memiliki tali-tali syaraf dan saraf tepi. Sedangkan untuk organ reproduksinya yaitu testis, kelenjar ejakulasi pada belalang jantan dan ovarium, spermateka, bursa kopulatorix pada belalang betina.



H.     Simpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa simpulan yaitu :
1.      Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang,
2.      Filum-filum yang terdapat pada kelas invertebrata ada banyak, seperti porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, arthropoda, dan echinodermata.
3.      Filum-filum dalam Animalia yang tergolong dalam triploblastik adalah kelas annelida, mollusca, arthropoda, dan echinodermata.
4.      Penggolongan hewan-hewan terutama didasarkan pada kesamaan – kesamaan struktur dan fisiologinya.
5.      Gastropoda merupakan hewan jenis mollusca yang menggunakan perut, tubuh yang memiliki cangkang, kepala dibagian depan, pada bagian kepala terdapat tentakel panjang yang terdapat bintik mata dan tentakel pendek berfungsi untuk indera pembau dan peraba (menerima rangsang).
6.      Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel dimana seluruh  aktivitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri.



Daftar Pustaka

Campbell, Neil. A. 2000. Biologi Jilid I. Erlangga: Jakarta. iii + 246 hlm
Pratiwi, D. A. 2006. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Subardi, dkk. 2009. Biologi: untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


Lampiran
Tabel Perbedaan (Ciri Umum) Oligochaeta, Gasthropoda, dan Insecta
No
Pembeda
Oligochaeta
Gasthropoda
Insecta
1
Tubuh
Memiliki seta, memiliki coelom, memiliiki rongga sejati dan bersegmen
memiliki lapisan mantel shg dapat membuat cangkang
beruas-ruas
2
Organ pencernaan
Mulut, faring, kerongkongan, usus, dan anus
Mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus
Mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, dan anus.
3
Sistem peredaran darah
Tertutup
Terbuka
Terbuka
4
Alat pernafasan
Kulit
Paru-paru
Trakea
5
Alat ekskresi
Nepridia
Ginjal
Pembuluh Malpigi
6
Sistem saraf
Ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali
3 gangllion utama :
Ganglion cerebral
Ganglion visceral
Ganglion pedal
Ganglion, tali syaraf, saraf tepi
7
Reproduksi
Sifat hermaprodit
Sifat hermaprodit
Organ : ovotestis
Organ jantan : testis, kelenjar ejakulasi
Organ betina : ovarium, spermateka, bursa copula trix

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Pemantulan Cahaya

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LABORATORIUM FISIKA Kampus Unesa Ketintang   Nama                           : HASTUTI TRI RATNA NINGRUM No. Reg                        : 16030204010 Prog/Jurusan                         : PENDIDIKAN BIOLOGI / BIOLOGI Kode Percobaan         : O1 Tanggal Percobaan    : 19 Oktober 2016 LAPORAN PRAKTIKUM PEMANTULAN CAHAYA Abstrak Percobaan atau praktikum pemantulan cahaya ini bertujuan untuk membuktikan bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul pada suatu bidang datar. Begitupun jarak benda sama dengan jarak bayangan pada suatu bidang datar. Selain itu juga untuk menentukan jarak titik fokus pada cermin cekung. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Meletakkan benda di depan cermin datar datar dan menghitung jarang bayangan dan sudut pantul yang dihasilkan. Untuk mencari fokus, jarak benda di manipulasi dan dapat diperoleh jarak bayangan

Laporan Praktikum Hukum Newton

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LABORATORIUM FISIKA Kampus Unesa Ketintang   Nama                               : HASTUTI TRI RATNA NINGRUM No. Reg                            : 16030204010 Prog/Jurusan                  : PENDIDIKAN BIOLOGI / BIOLOGI Kode Percobaan             : M1 Tanggal Percobaan        : 16 November 2016 LAPORAN PRAKTIKUM HUKUM NEWTON Abstrak Percobaan Hukum Newton ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan dan nilai gerak suatu benda berdasarkan kajian kinematika dan menentukan nilai koefisien gesek kinetis dan koefisien gesek statis antara dua permukaan berdasarkan kajian dinamika. Meyode yang digunakan pada percobaan ini yaitu dengan merangkai alat percobaan sedemikian rupa. Meletakkan beban (m 1 ) diatas meja datar dan memberi beban (m 2 ) yang dihubungkan tali dengan beban (m 1 ). Menghitung percepatan   gerak benda dan menentukan koefisien gesek kinetis

Laporan Praktikum Pemisahan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR FAKKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA I.       Nama                                       : 1.         Hastuti Tri Ratna   Ningrum       (16030204010) 2.         Regi Hayu Nirwana                     (16030204015) 3.         Noviyanti Permatasari                (16030204016) II.    Program/Proram Studi         : S1 Pendidikan Biologi III. Jurusan                                   : BiologI IV. Judul Praktikum                     : PEMISAHAN V.    Hari/Tanggal Percobaan          : Jum’at/23 September 2016 VI. Tujuan Percobaan 1.       Memisahkan zat padat dari zat cair 2.       Memisahkan zat padat dari zat padat 3.       Memisahkan zat cair dari zat cair VII.               Tinjauan Pustaka Pemisahan merupakan suatu proses untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih sederhana. Dengan kata lain proses pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campura