DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LABORATORIUM
FISIKA
Kampus
Unesa Ketintang
Nama :
HASTUTI TRI RATNA NINGRUM
No. Reg :
16030204010
Prog/Jurusan :
PENDIDIKAN BIOLOGI / BIOLOGI
Kode Percobaan :
M1
Tanggal Percobaan : 16 November 2016
LAPORAN
PRAKTIKUM HUKUM NEWTON
Abstrak
Percobaan
Hukum Newton ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan dan nilai gerak
suatu benda berdasarkan kajian kinematika dan menentukan nilai koefisien gesek
kinetis dan koefisien gesek statis antara dua permukaan berdasarkan kajian
dinamika. Meyode yang digunakan pada percobaan ini yaitu dengan merangkai alat
percobaan sedemikian rupa. Meletakkan beban (m1) diatas meja datar
dan memberi beban (m2) yang dihubungkan tali dengan beban (m1).
Menghitung percepatan gerak benda dan
menentukan koefisien gesek kinetis yaitu dengan memanipulasi beban (m2),
mengontrol massa benda 1 dan jarak yyang dilalui, sehingga dihasilkan respon
berupa waktu tempuh. Penentuan percepatan dan nilai koefisien gesek kinetis (μk) dilakukan dengan memanipulasi
lima massa beban yang berbeda dengan
masing-masing tiga kali pengulangan. Sedangkan untuk mennetukan nilai koefisien
gesek statis (μs) yaitu
dengan memanipulasi massa benda 1, mengontrol jarak dan dihasilkan respon
berupa massa benda 2. Penentuan koefisien statis dilakukan dengan memanipulasi
lima massa benda yang berbeda tanpa pengulangan. Dari percobaan yang dilakukan,
didapatkan nilai koefisien gesek kinetis
(μk) yaitu (0,41±0,06) dan nilai koefisien gesek statis (μs) yaitu (0,32 ± 0,02) . Dengan kata lain μk
> μs.Percobaan ini masih bisa dikatakan gagal karena hasil yang diperoleh belum sesuai
dengan teori.
Kata kunci : Hukum Newton, gaya, percepatan,
massa benda, koefisien gesek.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gaya
merupakan suatu tarikan atau dorongan yang akan menggerakkan atau mengubah
benda. Gaya juga merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah. Misalnya,
saat kita mendorong ataupun menarik meja artinya kita telah member gaya pada
meja tersebut. Dalam hal ini terjadi peristiwa gerak benda atau yang biasa kita
kenal daalam Hukum Newton.
Hukum Newton merupakan Hukum dalam fisika yang
pertama kali di cteuskan oleh ilmuwan bernama Sir Isaac Newton mengenai sifat
gerak benda. hukkumNewton tidak bisa dibuktikan dari prinsip-prinsip lain,
selain itu Hukum Newton memungkinkan kita untuk dapat memahami jenis gerak yang
paling umum yang merupakan dasar dari mekanika klasik.
Pada
umumnya kebanyakan dari masyarakat melihat gaya yang ditimbulkan dengan ssangat
sederhana. Padahal di dalamnya ada banyak tentang pennjelasan ilmiah. Seperti
pengaruh gaya gesek, gaya gravitasi, gaya normal, dan arah gaya yang bekerja
pada suatu objek.
Interaksi antara benda-benda tersebut akan dibahas
dalam dua kajian tentang gerak, yaitu Kinemaika dan Dinamika. Kinematika
membahas tentang gerak benda tanpa
membahas tentang apapun penyebabnya. Sedangkan Dinamika membahas tentang
gerak benda dengan memperhatikan penyebab geraknya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana gerak suatu benda berdasarkan kajian kinematika?
1.2.2
Bagaimana analisis koefisien gesek kinetis dan statis antara dua
permukaan berdasarkan kajian dinamika?
1.3
Tujuan Percobaan
1.3.1
Mendeskripsikan percepatan dari gerak suatu benda berdasarkan
kajian gerak kinematika
1.3.2 Menganalisis nilai koefisien
gesek kinetis dan statis antara dua permukaan berdasarkan kajian dinamika.
BAB II
DASAR TEORI
Salah satu dampak yang
ditimbulkan oleh suatu gaya yang ekerja pada sebuah benda adalah terjadinya
perubahan gerak pada benda tersebut. Mekanika yang mempelajari gerak sebuah
partikel yang memperhatikan gaya penyebabnya dinamakan dinamika partikel. Dinamika
partikel tertuang di dalam Hukum Newton.
Jika kita sedang naik sebuah
bus yang bergerak dengan kelajuan tetap kemudian tiba-tiba di rem, maka kita
akan terdorong ke depan. Demikian juga sebaliknya jika kita sedang duduk diam
di dalam sebuah bus, kemudian bus di gerakkan dengan tiba-tiba, tentu kita akan
terdorong ke belakang. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya sifat lembam
benda. Jika gaya resultan pada sebuah benda adalah nol, maka vektor kecepatan
benda tidak berubah. Benda yang mula-mula diam akan tetap diam; benda yang
mula-mula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama atau konstan.
Benda hanya akan mengalami perceepatan atau perlambatan jika padanya bekerja
suatu resultan yang bukan nol. Hukum ke-1 ini sering disebut dengan "Hukum
Kelembaman" atau inertia low.
Dari pernyataan tersebut maka
diperoleh syarat berlakunya Hukum I Newton jika :
∑F = 0 …….. (1)
Gaya merupakan penyebab
perubahan gerak pada benda. Perubahan gerak benda yang dimaksudkan disini dapat
berarti perubahan kelajuannya atau perubahan kecepatannya. Perubahan kecepatan
tiap satuan waktu disebut percepatan. Bila gaya resultan F bekerja pada suatu
benda dengan massa m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami
percepatan ke arah yang sama dengan gaya. Percepatan a berbanding lurus dengan
gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Dengan F dalam Newton, m dalam
kilogram, dan a dalam m/s2. Perbandingan ini dapat dituliskan
sebagai suatu persamaan :
∑F = m.a …… (2)
Bila persamaan ini atau yang lainnya yang
diturunkan dari persamaan ini digunakan, maka F, m dan a harus menggunakan
satuan-satuan gaya yang benar. Percepatan a mempunyai arah yang sama dengan F.
Persamaan vektor F = m.a dapat ditulis dalam suku-suku komponen-komponen
berikut :
∑Fx = max ∑Fy
= may
∑Fz = maz …..
(3)
Dimana gaya-gaya adalah komponen-komponen dan
gaya eksternal yang bekerja pada benda.
Gb. 1.1 seorang anak yang naik papan beroda
saling menarik tali yang diikatkan pada tembok
Ternyata pada sat orang
tersebut menarik tali ke arah kiri, orang beserta papan beroda bergerak ke
kanan. Hal itu karena orang mendapat gaya tarik dari tali yang arahnya ke kanan
yang besarnya sama dengan gaya tarik yang diberikan oleh orang tersebut. Hal
ini terjadi karena pada saat orang memberi aksi pada tali, timbul reaksi dari
tali pada orang dengan besar yang sama dan arah berlawanan. Jika benda pertama
mengerjakan gaya pada benda kedua, benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda
pertama yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan. Hukum tersebut dapat
diartikan bahwa gaya aksi-reaksi hanya terjadi jika sedikitnya ada dua benda
yang saling berinteraksi.
Faksi = - Freaksi
Konsep Gaya Aksi - Reaksi :
1.
Gaya aksi dan reaksi sama besar, tetapi berlawanan arah
2.
Pasangan gaya aksi-reaksi ada jika terdapat dua benda yang
berinteraksi
3.
Gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.
Jika kita melepaskan seuah
benda dari atas permukaan tanah, maka benda tersebut melakukan gerak lurus
berubah beraturan dipercepat dan jika kita melempar sebuah benda bertikal ke
atas, maka benda tersebut melakukan gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Percepatan yang timbul pada gerakan benda diatas disebut percepatan gravitasi
bumi yang diberi lambang g.
Percepatan gravitasi bumi pada suatu titik yang
berjarak r dari pusat bumi dinyatakan dengan
g = G ………… (4)
dengan :
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
G = konstanta gravitasi (Nm1/kg2)
M = massa bumi (kg)
r = jari-jari bumi (m)
Pembahasan gerak kinematika,
dapat menggunakan persamaan berikut :
s = vo t + ½ at2 ……..
(5)
Apabila ditinjau dari sistem
alat seperti diatas maka persamaan yang sesuai sebagai berikut :
m2.g – fk (m1 + m2) a ……. (6)
Sehingga penentuan koefisien
gesek dapat diperoleh dari persamaan :
fk
= μk . N
….. (7)
Lain dengan menentukan
koefisien gesek statis, kita harus mempertimbangkan kerja sistem yang
"tepat akan bergerak" dimana dapat menggunakan persamaan :
F = fs …… (8)
fs = μs . N …..
(9)
dengan :
s = panjang lintasan (m)
vo = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu tempuh (s)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
F = gaya yang bekerja (N)
N = gaya normal benda
fk = gaya gesek kinetis
μk = koefisien gesek kinetis
fs = gaya gesek statis
μs = koefisien gesek statis
Gaya gesek statis maksimum
sama besar dengan gaya kecil yang di perlukan untuk memulai menggerakkan benda.
Begitu benda bergerak maka gaya gesek yang bekerja diantara permukaan mengecil,
sehingga hanya diperlukan gaya yang kecil untuk menjaga kecepatan konstan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
Kit papan luncur 1
set
Beban secukupnya
Neraca 1
buah
Mistar 1
buah
Stopwatch 1
buah
3.2.
Rancangan Percobaan
3.3.
Variabel Percobaan
3.2.1
Penentuan Percepatan Benda dan Koefisien Gesek Kinetis
Variabel
manipulasi : massa benda 2
Variabel
kontrol : massa benda 1, jarak
Variabel
respon : waktu
3.2.2
Penentuan Koefisien Gesek Statis
Variabel manipulasi : massa benda 1
Variabel kontrol : jarak
Variabel respon : massa benda 2
3.4.
Langkah Percobaan
Penentuan
Percepatan Benda dan Koefisien Gesek Kinetis
1.
Mempersiapkan beban yangs udah ditimbang
2.
Menyusun rangkaian sistem sesuai rancangan percobaan
3.
Menetapkan jarak (s) lintasan tempuh
4.
Memulai gerak trolly dengan melepas beban serta memulai perhitungan
waktu
5.
Mengentikan stopwatch ketika jarak tempuh sudah terlampaui
6.
Melakukan pengulangan data minimal 3 kali
7.
Melakukan langkah diatas dengan memanipulasi variabel massa beban
yang berbeda.
Penentuan Koefisien Gesek Statis
1.
Mempersiapkan beban yang sudah ditimbang
2.
Menyusun alat seperti pada rangkaian
3.
Mempersiapkan sistem agar bekerja "benda tepat akan
bergerak"
4.
Melakukan pengulangan data minimal 5 kali.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1
Data
4.1.1
Penentuan Percepatan Benda dan Koefisien Gesek Kinetis
Perc.
Ke-
|
m1 ± 0,05 gram
|
m2 ± 0,05 gram
|
s ± 0,05 cm
|
t ± 0,005
s
|
a (cm/s2)
|
μk
|
1.
|
71,30
|
30,00
|
40,00
|
1,150
|
60,60
|
0,334
|
1,930
|
92,49
|
0,289
|
||||
1,100
|
66,10
|
0,326
|
||||
2.
|
35,00
|
1,250
|
51,30
|
0,414
|
||
1,190
|
56,50
|
0,406
|
||||
1,250
|
51,30
|
0,414
|
||||
3.
|
40,00
|
1,210
|
54,64
|
0,475
|
||
1,030
|
75,47
|
0,443
|
||||
1,130
|
62,65
|
0,463
|
||||
4.
|
45,00
|
0,910
|
96,60
|
0,473
|
||
0,830
|
116,00
|
0,441
|
||||
0,730
|
150,40
|
0,386
|
||||
5.
|
50,00
|
0,840
|
113,40
|
0,500
|
||
0,690
|
168,00
|
0,415
|
||||
0,690
|
168,00
|
0,415
|
4.1.2
Penentuan Koefisien Gesek Statis
Perc. Ke-
|
m1 ± 0,05 gram
|
m2 ± 0,05 gram
|
μs
|
1.
|
71,60
|
25,00
|
0,349
|
2.
|
90,50
|
28,30
|
0,312
|
3.
|
98,20
|
30,00
|
0,305
|
4.
|
100,50
|
33,60
|
0,334
|
5.
|
112,80
|
35,00
|
0,310
|
4.2
Analisis
Berdasarkan data hasil
percobaan pertama diperoleh nilai waktu tempuh yang dilalui oleh benda satu
diatas meja yang disambung dengan tali dan di beri lima massa benda yang
berbeda-beda dengan masing-masing tiga kali pengulangan. Pada percobaan ini
jarak merupakan kontrol dan kami mengontrol jarak sejauh 40 cm. Waktu yang
diperoleh untuk massa benda 2 sebesar 30,00 gram yaitu 1,150 s; 1,930 s; dan
1,100 s. Respon waktu untuk massa benda 2 35,00 gram berturut-turut yaitu 1,250
s; 1,190 s; 0,730 s. Dan respon waktu untuk massa benda 2 sebesar 40,00 gram
yaitu 1,210 s; 1,030 s; dan 1,130 s. Respon waktu untuk massa benda 2 sebesar
45,00 gram yaitu 0,910 s; 0,830 s; dan 0,730 s. Dan respon waktu untuk massa
benda 2 sebesar 50 gram yaitu 0,840 s; 0,690 s; dan 0,690 s. Rata-rata waktu
berturut-turut yaitu 1,060 s; 1,230 s; 1,123s; 0,823 s; dan 0,740 s.
Rata-rata waktu tersebut
semakin kecil karena benda yang dimanipulasi bertambah besar massanya. Sehingga
balok (benda 1) lebih cepat melalui jarak sepanjang 40 cm. Dari data tersebut,
selanjutnya dapat diperoleh nilai percepatan gerak dan koefisien desek
kinetisnya menggunakan rumus :
s = vo t + ½ at2
s = 0 t + ½ at2
s = ½ at2
a =
∑F = m.a
w2 – fk = (m1+
m2) a
m2g – μk.N = (m1+
m2) a
m2g – ((m1+m2)a)
= μk m1 g
μk =
Percobaan selanjutnya yaitu
menganalisis massa benda 1 dan massa benda 2. Dari data massa benda yang
diperoleh, maka akan didapatkan keofiisen gesek statis dengan rumus :
F = fs
w2 =
μs m1 g
m2 g = μs m1 g
μs =
μs =
Koefisien gesek statis
dihitunh dengan mengukur massa kedua benda ketika benda 1 tepat akan bergerak.
Saat melakukan percobaan ini, pada awalnya balok tetap diam dan tidak bergerak.
Artinya belum ada gaya tarik dari beban dua. Dan belum ada gaya gesek yang
terjadi antara balok (benda 1) dengan permukaan meja. Untuk mengetahui adanya
gaya gesek statis pada benda kita memberi sedikit usikan kepada benda 1 dengan
menkatuhkan sesuatu disekitrnya. Ketika benda bergerak (sesaat) disitulah
terjadi gaya gesek statis dan dapat dimukan koefisien gesek statis ...
Sedangkan apabila ketika diberi usikan benda bergerak dan terus melaju berarti
itu merupakan gesek kinetis. Dari percobaan, massa benda 2 leboh kecil dari
nilai massa benda 1 dan koefisien gesek statisnya diperoleh dengan nilai
rata-rata 0,32.
PERTANYAAN
Sebuah balok bermassa 10 kg ditempatkan pada
lintasan sepanjang 5 meter. Salah satu ujung lintasan dinaikkan setinggi 3
meter. Koefisien gesek statis dan kinetik antara permukaan benda dan permukaan
lintasan masing-masing bernilai 0,7 dan 0,5. Apakah benda diam atau bergerak?
Berikan penjelasan ! Dan apabila bergerak, berapakah percepatannya? (g=10 m/s2)
JAWABAN
Diketahui
:
m = 5 kg
s = 5 m
h = 3 m
μs
= 0,7
μk
= 0,5
Ditanya
:
a.
Apakah benda diam atau bergerak?
b.
Jika benda bergerak, berapakah percepatannya?
Jawab :
= 0,6
= 37o
F = W
sin
= mg sin
= 10.10 sin 37o
= 100 x 0,6 = 60 N
fs = μs . N
= 0,7 . 60 N
= 42
a.
F > fs à benda bergerak
b.
a =
=
=
= 1
m/s2
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari data percobaan yang di
dapat, maka dapat ditarik simpulan bahwa gerak suatu benda di pengaruhi oleh
gaya seperti percepatan. Percepatan ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
suatu benda yang berbanding lurus dengan gaya yang bekerja dan berbanding
terbalik dengan massa benda. Sehingga semakin besar massa benda akan semakin
kecil percepatannya. Terdapat gaya gesek yang terjadi di antara dua benda yang
saling bersentuhan, massa beban mempengaruhi percepatan suatu benda untuk
bergerak. Pada gaya gesek statis, koefisien gesek statis dapat diperoleh dengan
membagi massa benda kedua dengan massa benda pertama.
5.2
Saran
Saran untuk praktikan
selanjutnya agar lebih tanggap dan lebih teliti saat melakukan percobaan. Sast
menentukan koefisien gesek kinetis praktikan juga harus terampil dan tepat
dalam menggunakan stopwatch. Karena menggunakan stopwatch manual memungkinkan
data yang diperoleh kurang akurat. Saran untuk asisten yaitu agar mendampingi
praktikan agar apabila ada kesulitan bisa ditanyakn ke asisten dan cepat
mendapat solusi. Sehingga waktu praktikum bisa dimaksimalkan untuk praktikum
(melakukan percobaan).
DAFTAR PUSTAKA
Breche, Frederick J. tanpa
tahun. Teori dan Soal-soal Fisika Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.
Lohat, Alexander San. 2009.
Hukum II Newton. (online),
(http://iapfuntan.files.wordpress.com/2010/10/hukum-ii-newton.pdf , diunduh
pada 29 Oktober 2016)
Widodo, Tri. 2003. Fisika
untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Bepartemen Pendidikan Nasional.
Lampiran
Perhitungan
Komentar
Posting Komentar